Minggu, 02 Juni 2013

Sistem Perbankan Elektronik

1. Perkembangan teknologi perbankan elektronik

Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita. Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan.


2. Jenis-jenis E-Banking
a) Automated Teller Machine (ATM).
b) Computer Banking.
c) Debit (or check) Card.
d) Direct Deposit.
e) Direct Payment (also electronic bill payment).
f) Direct Payment (also electronic bill payment).
g) Electronic Check Conversion.
h) Electronic Fund Transfer (EFT).
i) Payroll Card.
j) Preauthorized Debit (or automatic bill payment).
k) Prepaid Card.
l) Smart Card.
m) Stored-Value Card.

3.Prinsip Penerapan E-Banking dan M-Banking :

Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif.Contoh-contoh E-Banking yang diterapkan di dalam sebuah bank adalah :


>> ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri

Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit.


>> Phone Banking

Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon.Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.


>> Internet Banking

Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.


>> SMS/m-Banking

Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank.Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.


4. Internasional Elektronik Fund Transfer

Electronic Funds Transfer Systems (EFTS) sudah menjadi metode utama yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening. Kemampuan lembaga keuangan untuk menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer dan teknologi komunikasi data.


http://delvmi.wordpress.com/2012/06/15/sistem-perbankan-elektronik/

Sistem Kliring dan Pemindahan Dana Elektronik di Indonesia

1. Prinsip Kliring

Kliring adalah penyelesaian utang piutang antar bank-bank peserta kliring yang berbentuk surat-surat berharga. Kliring (dari bahasa Inggris clearing) sebagai suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Proses kliring adalah termasuk pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.




2. Informasi pada check dan struktur kode mirc

3. Sistem kliring elektronik di indonesia

sesuai acuan pokok pengembangan sistem pembayaran nasional (Blue Print Sistem Pembayaran Nasional Bank Indonesia;1995) yang antara lain memuat visi, kerangka kebijakan dan langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menciptakan sistem pembayaran nasional yang lebih efektif, efisien, handal dan aman, maka pada tahun 1996 konsep penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik dengan teknologi image mulai dikembangkan oleh Urusan Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Pada tanggal 18 September 1998, Bank Indonesia mencatat sejarah baru dalam bidang sistem pembayaran dimana untuk pertama kalinya di Indonesia diresmikan penggunaan Sistem Kliring Elektronik (SKE) oleh Gubernur Bank Indonesia, DR. Syahril Sabirin. Penerapan SKE tersebut dilakukan pada Penyelenggaraan Klring Lokal Jakarta dimana pada awal implementasi, jumlah peserta yang ikut serta masih terbatas 7 bank peserta kliring (BRI, BDN, BII, BCA, Deutsche Bank, Standard Chartered, Citibank) dan 2 peserta intern dari Bank Indonesia (Bagian Akunting Thamrin dan Bagian Akunting Kota). Keikutsertaan kantor-kantor bank dalam Kliring Elektronik dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan teknis masing-masing peserta. Bagi kantorkantor bank yang belum menjadi anggota Kliring Elektronik, perhitungan kliring tetap menggunakan sistem kliring otomasi. Implementasi Kliring Elektronik secara menyeluruh kepada seluruh peserta kliring di Jakarta baru dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2001


4. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

“Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS, adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual”. Sistem BI-RTGS adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time (electronically processed), dimana rekening peserta dapat didebit/dikredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.


http://soma28.wordpress.com/2011/05/31/prinsip-kliring-informasi-pada-check-dan-struktur-kode-mirc-sistem-kliring-elektronik-di-indonesia-bank-indonesia-real-time-gross-settlement-bi-rtgs/
http://my-dream-my.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-fungsi-sistem-kliring.html

Jumat, 24 Mei 2013

Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan

Teknologi Sistem Informasi (TSI) adalah suatu sistem pengolahan data keuangan dan pelayanan jasa perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana komputer, telekomunikasi, dan sarana elektronis lainnya. Penggunaan TSI adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.


Penerapan teknologi informasi ini dilakukan pada saat :


a) Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi


b) Penggunaan Sistem dan Teknologi Informasi Untuk Usaha Kecil


c) Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan

Dengan adanya jaringan komputer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan.

Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.


http://arlansandy-arlans.blogspot.com/2012/06/teknologi-sistem-informasi-perbankan.html

Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk menilai keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia dan industri perbankan serta dalam menjaga fungsi intermediasi. Pada masa krisis ekonomi global, bank-bank menengah dan kecil yang tidak menerima bantuan likuiditas dari pemerintah mengalami penurunan dana simpanan masyarakat. Menurunnya dana simpanan masyarakat membuat industri perbankan berusaha mempertahankan dana-dana yang mereka miliki untuk menjaga tingkat likuditas bank dengan cara memberikan tingkat suku bunga yang tinggi.


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
a. Permodalan (Capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan dilakukan melalui penilaian terhadap kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank (Abdullah, 2003:60)

.
b. Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor aset bank dilakukan melalui penilaian terhadap komponen aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif dan tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).


c. Manajemen (Management)

Penelitian Merkusiwati (2007) menggambarkan tingkat kesehatan bank dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.


d.Penilaian Earning

Penilaian Earning adalah untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini meliputi ROA atau rasio laba terhadap total asset dan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).


e. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas bank dilakukan melalui penilaian terhadap komponen Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2009:116).


f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian rasio sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan pada Interest Rate Risk Ratio (IRRR) yang proksi terhadap risiko pasar. IRRR menunjukkan kemampuan bank dalam mengcover biaya bunga yang harus dikeluarkan dengan pendapatan bunga yang dihasilkan.


http://pratianidwinursetyani.blogspot.com/2012/04/penilaian-kesehatan-perbankan-dengan.html

Kamis, 23 Mei 2013

Pengenalan Rasio

Rasio keuangan merupakan indikator tingkat kesehatan bank yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan retun saham.


1. Legal reserve requirement (LRR)

Legal Reserve Requirement adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada bank Indonesia.


2. Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR adalah salah satu indikator kesehatan likuiditas bank, yang merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk menjaga likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai kinerja sebuah bank, terutama dari total kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank.


3. Rasio Kecukupan Modal (CAR)

CAR merupakan salah satu indikator kesehatan dari modal bank. Penilaian adalah penilaian kecukupan modal dari modal bank untuk menutupi eksposur risiko eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi masa depan. CAR memiliki daya tahan dalam menghadapi nilai menyusut bank aset yang timbul karena properti bermasalah.


4. Perhitungan legal lending limit

Perhitungan Legal Lending Limit (LLL) adalah faktor Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Asset), Manajemen, Rentabilitas (Earning) dan Likuiditas. Analisis ini dikenal dengan istilah Analisis CAMEL.


5. Non-performing Loan (NPL)

NPL adalah salah satu indikator aset bank kualitas kesehatan. NPL digunakan adalah NPL bersih yang telah disesuaikan. Aset penilaian kualitas merupakan penilaian terhadap kondisi aset Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit.


6. Net interest margin(NIM)

Marjin bunga bersih (NIM) adalah ukuran perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadap jumlah (bunga-produktif mereka ) aset.


sumber : http://usahabinsar.blogspot.com/2013/05/5-pengenalan-rasio-keuangan-bank.html

Selasa, 14 Mei 2013

Jasa-Jasa Bank (Fee Based Income)


1. Inkaso

Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Sebagai contoh apabila kita memperoleh selembar cek yang diterbitkan oleh bank di kota Bandung, maka cek tersebut dapat dicairkan di Jakarta melalui jasa inkaso. Warkat-warkat yang dapat diinkasokan yang berasal dari luar kota atau luar negeri seperti: Cek, BG, Wesel, Kuitansi, Surat Aksep, Deviden, Kupon, Money order, dan surat berharga lainnya.


2. Transfer

Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain mengkredit.


3. Safe Deposit Box (Kotak Penyimpanan)

Safe Deposit Box (SDB) merupakan jasa-jasa bank yang diberikan kepada nasabahnya, dengan jalan menyewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan dokumen atau benda-benda berharga miliknya.

Kegunaan dari SDB : untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting seperti: sertifikat deposito, sertifikat tanah, saham, obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran, surat nikah, ijazah, paspor, dan surat/dokumen lainnya.


4. Letter Of Credit (L/C) / Ekspor Impor

merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor – impor) termasuk barang dalam negeri (antarpulau). Kegunaan LC adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.


5. Travellers Cheque

Travellers Cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan yang biasa digunakan oleh mereka yang hendak berpergian atau sering dibawa turis. Travellers Cheque diterbitkan dalam pecahan-pecahan tertentu seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.


www.mdp.ac.id/materi/.../EK201-111066-540-7.ppt‎

Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank

Manajemen aktiva bank ialah manajemen yang berhubungan dengan alokasi dana ke dalam kemungkinan investasi. Alokasi dana ke dalm investasi perlu direncanakan, diorganisasi, diarahkan, dan diawasi agar tujuannya dapat tecapai.

Manajemen Pasiva adalah Suatu proses dimana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi permintaan kredit. Pendekatan manajemen pasiva dalam perbankan dewasa ini adalah berkaitan erat dengan sisi penggunaannya di sisi assets, jadi tidak dapat dipisahkan antara bagaimana mendapatkan dana dari pihak ketiga dan kemudian mengoptimalkan dana yang dihimpun tersebut untuk mendapatkan keuntungan bagi bank.


Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari:

1. Dari bank itu sendiri

2. Dari masyarakat luas

3. Dan dari lembaga lainnya

Jenis Sumber Dana:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.


Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:

1.Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru.

2.Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan.

3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.

2. Dana yang bersumber dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.


sumber dana yang dimaksud adalah:

1. Simpanan giro

2. Simpanan tabungan

3. Simpanan deposito.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain

Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:


1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

2. Pinjaman antar bank (Call Money).

3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. 4. Surat berharga pasar uang (SBPU).

Manajemen Penggunaan Dana Bank dan Alokasi Dana Bank

Bagi bank, manajemen dana bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Dalam penglolaan sumber dana di mulai dari pencarian akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana kini di kenal dengan nama manajemen dana bank. Dengan kata lain pengertian manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perncanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpuan dana yang yang ada di masyarakat.


Manajemen Penggunaan Dana terdiri dari :

-->Alokasi dana pada cadangan primer.

-->Alokasi dana pada cadangan sekunder.

-->Alokasi dana pada cadangan kerja.

-->Kredit.

-->Investasi jangka panjang.

sumber : http://hrmy.blogspot.com/2012/03/manajemen-aktia-dan-pasiva-bank.html

http://4m133rr.wordpress.com/2012/05/01/manajemen-aktiva-dan-pasiva-bank-dan-manajemen-resikonya/

Pengenalan Laporan Keuangan perbankan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.


Jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1.Neraca Bank

Neraca (Balance Sheet) adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.

Sisi aktiva dalam neraca bank menggambarkan pola pengalokasian dana bank yang mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk. Sisi pasiva dalam neraca bank menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito berjangka dan instrument – instrument utang atau kewajiban bank lainnya.


2.Laporan Rugi Laba Bank

Laporan Rugi Laba adalah merupakan laporan akuntansi utama, atau bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya mempunyai keterbatasan dalam memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dan potensi laba.


Isi / Elemen dari laporan rugi laba bank :

Unsur-unsur dan Isi laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

• Pendapatan dari penjualan
o Dikurangi Beban pokok penjualan

• Laba/rugi kotor
o Dikurangi Beban usaha

• Laba/rugi usaha
o Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain

• Laba/rugi sebelum pajak
o Dikurangi Beban pajak

• Laba/rugi bersih

3.Laporan Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas aktiva Produktif (KAP) adalah sebagai nilai tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva produktif (pokok termasuk bunga) berdasarkan kriteria tertentu. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami aktiva produktif dalam pembahasan selanjutnya. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997).

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional perusahaan.


4.Laporan Komitmen dan Kontigensi

Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara satu pihak. Dan harus dilaksanakan apabila suatu persyaratan yang disepakati bersama terpenuhi.


Jenis Komitmen ada 2 :

1. Komitmen Kewajiban, yaitu komitmen yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabah atau pihak lain.

2.Komitmen tagihan, yaitu komitmen yang akan diterima oleh suatu bank dari pihak lainnya.

Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan. Yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.


Isi Laporan Kontigensi dapat berupa:

Tagihan kontingensi

1. Garansi yang diterima

2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian

3. Revocable L/C yang masih berjalan dalam rangka impor dan ekspor.

4. transaksi valuta asing

sumber : http://wahyudirm.wordpress.com/2013/03/26/pengenalan-laporan-keuangan-perbankan/

Kamis, 02 Mei 2013

1.7 Contoh Keputusan Bank Indonesia Tentang Perbankan


Judul : Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 perihal Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit

Peraturan : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 perihal Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit

Berlaku : Sejak tanggal 31 Maret 2011

Ringkasan
A. Tujuan

Tujuan dari dikeluarkannya SE ini adalah untuk:

(i) meningkatkan transparansi mengenai karakteristik produk perbankan termasuk manfaat, biaya dan risikonya untuk memberikan kejelasan kepada nasabah, dan

(ii) meningkatkan good governance dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar (market discipline) yang lebih baik.
B. Pokok-pokok pengaturan Suku Bunga Dasar Kredit (Prime Lending rate)

Perhitungan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) merupakan hasil perhitungan dari 3 komponen yaitu

(1) Harga Pokok Dana untuk Kredit atau HPDK;

(2) Biaya overhead yang dikeluarkan Bank dalam proses pemberian kredit; dan

(3) Margin Keuntungan (profit margin) yang ditetapkan untuk aktivitas perkreditan.

Dalam perhitungan SBDK, Bank belum memperhitungkan komponen premi risiko individual nasabah Bank. SBDK merupakan suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank.


Perhitungan SBDK dalam rupiah yang wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan, dihitung untuk 3 jenis kredit yaitu

(1) kredit korporasi;

(2) kredit retail; dan

(3) kredit konsumsi (KPR dan Non KPR).

Untuk kredit konsumsi non KPR tidak termasuk penyediaan dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Penggolongan jenis kredit tersebut didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh internal Bank. Selain itu, SBDK tersebut dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%). Bank wajib menyusun laporan perhitungan SBDK dalam rupiah yang memuat rincian perhitungan masing-masing komponen SBDK sesuai dengan tabel komponen perhitungan SBDK sebagaimana lampiran 1 SE ini.

Laporan perhitungan SBDK disampaikan kepada Bank Indonesia secara triwulanan bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan. Namun demikian apabila diperlukan, Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk menyampaikan laporan tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu diluar periode penyampaian laporan.

Bank yang pada dan/atau setelah tanggal 28 Februari 2011 berdasarkan posisi Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) mempunyai total aset Rp10 T (sepuluh triliun rupiah) atau lebih, wajib melakukan publikasi informasi SBDK dalam rupiah melalui: (1) papan pengumuman di setiap kantor Bank; dan (2) halaman utama website Bank, dalam hal Bank memiliki website; dan (3) surat kabar yang dilakukan bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Bagi Bank yang pada tanggal 28 Februari 2011 berdasarkan posisi Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) mempunyai total aset Rp10 T (sepuluh triliun rupiah) atau lebih, kewajiban publikasi informasi SBDK dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) publikasi informasi SBDK melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank dan halaman utama website Bank (dalam hal Bank memiliki website), untuk pertama kali dilakukan pada tanggal 31 Maret 2011; dan (2) publikasi informasi SBDK melalui surat kabar, untuk pertama kali dilakukan bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi akhir bulan Maret 2011.

Bagi Bank yang setelah tanggal 28 Februari 2011 berdasarkan posisi LBU mempunyai total aset Rp10 T (sepuluh triliun rupiah) atau lebih, kewajiban publikasi informasi SBDK dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) publikasi informasi SBDK di kantor bank dan website, untuk pertama kali dilakukan paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak Bank berdasarkan posisi yang tercatat di LBU mempunyai total aset Rp10 T (sepuluh triliun rupiah) atau lebih; dan (2) publikasi informasi SBDK di surat kabar untuk pertama kali dilakukan bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan pada triwulan yang sama dengan periode LBU sejak Bank tercatat mempunyai total aset Rp10 T (sepuluh triliun rupiah) atau lebih.

Dalam hal Bank total asetnya turun menjadi kurang dari Rp10 T (sepuluh triliun rupiah), Bank tetap wajib melakukan publikasi informasi SBDK.Informasi SBDK yang dipublikasikan di kantor dan website Bank adalah informasi SBDK yang berlaku pada saat dipublikasikan. Sementara itu, informasi SBDK yang dipublikasikan di surat kabar adalah informasi SBDK yang berlaku sesuai dengan akhir periode Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan.

Perubahan SBDK wajib dipublikasikan melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank dan halaman utama website Bank paling lama pada tanggal berlakunya perubahan SBDK tersebut.SBDK dipublikasikan kepada masyarakat dalam bentuk angka akhir dari hasil perhitungan komponen SBDK.

Bank yang tidak melakukan publikasi informasi SBDK melalui papan pengumuman di setiap kantor Bank dan halaman utama website Bank (dalam hal Bank memiliki website), dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 12 PBI No.7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.

Bank yang tidak melakukan publikasi informasi SBDK melalui surat kabar bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan/atau Bank yang tidak menyampaikan laporan perhitungan SBDK bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan kepada Bank Indonesia, dikenakan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Pasal 38 ayat (2) dan/atau ayat (3) PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 7/50/PBI/2005.


Bank yang menyampaikan laporan perhitungan SBDK dan/atau mempublikasikan informasi SBDK:

Tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; dan/atau

Tidak sesuai dengan lampiran SE,dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 38 ayat (4) huruf a PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank sebagaimana telah diubah dengan PBI No.7/50/PBI/2005.

Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 2011
Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/se_130511.html

1.6 Visi dan Misi Bank Indonesia

Misi

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

Visi

Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.


sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Misi+dan+Visi/

Status dan Kedudukan Bank Sentral

Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.


Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.


Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.


sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Status+dan+Kedudukan/

kegiataan Operasional Bank

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama seperti halnya pedagang atau perusahaan lainnya, kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat kita katakana adalah membeli uang (menghimpun dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum.

Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakkan antara kegiatan. Bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Berkreditan Rakyat mempunyai keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit.


Ada beberapa kegiatan yang ada dalam bank diantaranya:

^ Kegiatan bank Umum berupa menghimpun dana dari masyarakat (Funding), Menyalurkan dana dari masyarakat (Lending), Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service).

^ Kegiatan BPR berupa menghimpun dana, menyalurkan dana.

^ Kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing Pada Umumnya tugasnya sama dengan bank umum lainnya, namun mereka lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu.

sember : http://yuda-calm-envy.blogspot.com/2012/03/kegiatan-kegiatan-bank.html

Tugas 3.Tugas dan fungsi bank

Tugas Bank
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

1. Menetapkan sasaran monter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkannya.

2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara termasuk tetapi tidak terbatas pada :

- Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing

- Penetapan tingkat diskonto

- Penetapan cadangan wajib minimum dan

- Pengaturan kredit dan pembiayaan

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran
2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya

3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran

c. Mengatur dan mengawasi bank

Fungsi Bank

Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyrakat luas(funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit(lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan dengan lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso (2006), yaitu sebagai berikut :


- Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana.

- Agent of Development

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

- Agent of Service

Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang , jasa penitipa n barang berharga, dll.

Rabu, 24 April 2013

Tugas 2. Klasifikasi Bank (umum)

Klasifikasi bank

Ada beberapa cara dalam pengklasifikasian bank-bank di Indonesia, yaitu dilihat dari segi fungsi atau status operasi; kepemilikan; danpenyediaan jasa. Klasifikasi bank berdasarkan fungsi atau status operasi.


1.Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.


2.Bank Umum atau Bank Komersial

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Klasifikasi bank berdasarkan kepemilikan.


3.Bank Milik Negara

Adalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara. Tahun 1999 lalu lahir bank pemerintah yang baru yaitu Bank Mandiri, yang merupakan hasil merger atau penggabungan bank-bank pemerintah yang ada sebelumnya.


4.Bank Pemerintah Daerah

Adalah bank-bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Bank milik Pemerintah Daerah yang umum dikenal adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang didirikan berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1962. Masing-masing Pemerintah Daerah telah memiliki BPD sendiri. Di samping itu beberapa Pemerintah Daerah memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR).


5.Bank Swasta Nasional

Setelah pemerintah mengeluarkan paket kebijakan deregulasi pada bulan Oktober 1988 (Pakto 1988), muncul ratusan bank-bank umum swasta nasional yang baru. Namun demikian, bank-bank baru tersebut pada akhirnya banyak yang dilikuidasi oleh pemerintah. Bentuk hukum bank umum swasta nasional adalah Perseroan Terbatas (PT), termasuk di dalamnya Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN), yang telah merubah bentuk hukumnya menjadi PT tahun 1993.


6.Bank Swasta Asing

Adalah bank-bank umum swasta yang merupakan perwakilan (kantor cabang) bank-bank induknya di negara asalnya. Pada awalnya, bank-bank swasta asing hanya boleh beroperasi di DKI Jakarta saja. Namun setelah dikeluarkan Pakto 27, 1988, bank-bank swasta asing ini diperkenankan untuk membuka kantor cabang pembantu di delapan kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang (Makasar), Medan, dan Batam. Bank-bank asing ini menjalaskan fungsi sebagaimana layaknya bank-bank umum swasta nasional, dan mereka tunduk pula pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.


7.Bank Umum Campuran

Bank campuran (joint venture bank) adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.

Tugas 1.Pengertian Bank (umum)

Pengertian Bank

Selama ini,kita mengetahui pengertian bank adalah sebagai tempat kita bisa menyimpan uang lalu melakukan berbagai transaksi transfer,menabung dan juga mendapatkan bunga bank.

ada pula pengertian bank yang menyatakan bahwa bank adalah tempat pelaksanaan kegiatan suatu usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Namun,pengertian bank menurut para ahli keuangan dan perbankan dari negara maju menyatakan bahwa pengertian itu adalah sebagai institusi keuangan yang berorientasi pada laba atau keuangan.

dari beberapa pengertian bank tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pegertian bank itu secara umum adalah sebagai suatu badan yang bergerak dalam bidang keuangan yang memiliki fungsi sebagai tempat simpan dan pinjam serta mendapatkan keuntungan dari bunga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Namun,pengertian bank pada zaman modern seperti saat ini tidak lagi hanya sebagai tempat menyimpan dan mengambil uang.


sumber : http://www.anneahira.com/pengertian-bank.htm

Selasa, 12 Februari 2013

Mendokumentasikan Sistem Informasi

ABSTRAK

Bab ini mengajarkan Anda untuk mempersiapkan dokumentasi untuk menggambarkan aspek dari suatu sistem informasi. Kami menunjukkan kepada Anda bagaimana untuk menggambar diagram aliran data dan diagram alur untuk menggambarkan komponen logis dan fisik dari suatu sistem informasi. Kami juga menjelaskan kamus data. Entri dalam kamus data menggambarkan data, file, dan proses dalam sebuah sistem informasi. Bila Anda telah selesai mempelajari bab ini, Anda harus telah mengembangkan fasilitas beberapa dalam menyiapkan dan menggunakan dokumentasi sistem informasi.

TUJUAN BELAJAR
·Untuk membaca dan mengevaluasi informasi dokumentasi sistem.
·Untuk mempersiapkan diagram alir data dan diagram alur sistem dari narasi.

Pengantar

Kami memperkenalkan diagram aliran data, diagram alur sistem dan kamus data dalam bab ini, dan kami menunjukkan kepada Anda bagaimana untuk membaca dan mempersiapkannya. Fasilitas dengan alat akan membantu Anda untuk membaca dokumentasi sistem untuk memahami dan mengevaluasi sistem informasi. Anda tidak dapat mencapai tujuan bab ini belajar membaca dengan cara tradisional dan metode penelitian. Oleh karena itu, Anda tidak bisa menjadi pengamat yang tidak aktif dalam proses. Anda harus bekerja bersama dengan kami karena kami menunjukkan alat-alat. Selanjutnya, Anda harus berlatih dengan alat ini untuk mengembangkan keterampilan Anda. Auditor, sistem analis, mahasiswa, dan dokumentasi dari pengguna pihak lain untuk memahami, menjelaskan, dan meningkatkan sistem informasi yang kompleks. Pertama, mempertimbangkan "ciri khas" sistem informasi. Asumsikan bahwa sistem ini berbasis komputer, memiliki sejumlah terminal terhubung melalui link telekomunikasi, digunakan oleh puluhan orang di dalam dan di luar organisasi, memiliki ratusan program yang melakukan fungsi untuk hampir setiap departemen dalam organisasi, proses ribuan transaksi dan ratusan permintaan informasi manajemen, dan memiliki orang di seluruh organisasi menyiapkan input dan output sistem penerima. Seperti untuk sistem, kita memerlukan "gambar" daripada deskripsi narasi, untuk "melihat" dan menganalisis semua input dan output. Misalnya, dengan flowchart sistem, kita dapat menganalisis arus dokumen melalui operasi, manajemen, dan sistem informasi, dan kita dapat memahami siapa penerima output dan di mana mereka menerimanya. Mungkin analisis kami akan mengarah pada perbaikan sistem. Kami yakin bahwa, setelah menyiapkan dan menggunakan informasi dokumentasi sistem, Anda akan setuju bahwa diagram aliran data dan diagram alur jauh lebih efisien (dan efektif) daripada narasi untuk bekerja dengan sistem yang kompleks. Penerapan alat ini, bahkan pada sistem yang relatif sederhana digambarkan dalam buku ini, harus meyakinkan Anda tentang fakta ini. Selain menggunakan dokumentasi untuk memahami dan meningkatkan sistem, organisasi dapat menggunakannya untuk tujuan penting lainnya. Sebagai contoh, dokumentasi digunakan untuk menjelaskan sistem dan untuk melatih anggota. Ini juga, dokumentasi digunakan oleh auditor untuk menggambarkan sistem informasi sehingga dapat memahami sistem dan untuk mengevaluasi sistem kontrol. Kami akan menggunakan alat-alat dokumentasi seluruh sisa dari buku teks. Jika Anda menginvestasikan waktu sekarang untuk mempelajari alat-alat dan berlatih menggunakannya, usaha Anda akan dihargai oleh peningkatan pemahaman Anda tentang bab-bab berikut.

Data Flow Diagram

Sebuah aliran data diagram (DFD) adalah representasi grafis dari suatu sistem. Sebuah DFD menggambarkan komponen sistem ini, data mengalir di antara komponen, dan sumber-sumber, tujuan, dan penyimpanan data. Gambar 3.1 menunjukkan empat simbol yang digunakan dalam DFD. Mempelajari simbol dan definisinya sebelum membaca ditempatnya. Perhatikan bahwa gelembung bisa baik dan entitas pada diagram aliran data fisik atau proses pada diagram aliran data logis.

Jenis Data Flow Diagram
Diagram Konteks

Gambar 3.2 adalah contoh dari tipe pertama kami DFD, diagram Konteks. Sebuah diagram konteks adalah diagram tingkat atas dari suatu sistem informasi yang menggambarkan data mengalir masuk dan keluar dari sistem dan masuk dan keluar dari entitas eksternal.

Mari kita menggunakan Gambar 3.2 untuk belajar signifikan beberapa istilah sistem. Pada saat yang sama, kita dapat menyadari pentingnya diagram konteks. Lingkaran dalam diagram konteks mendefinisikan batas sistem. Batas adalah perbatasan antara "ketertarikan sistem" dan lingkungan sistem. Lingkungan terdiri dari semua yang mengelilingi sistem, sedangkan entitas dalam diagram konteks menunjukkan lingkungan yang relevan.

Gambar 3.1 Simbol Data Flow Diagram(DFD)


Lingkungan relevan adalah bagian dari lingkungan yang mempengaruhi "ketertarikan sistem" karena sistem didefinisikan. Sebagai contoh, pada Gambar 3.2, hanya pelanggan dan bank berada dalam lingkungan yang relevan. Bisakah kita menjadi termasuk penyewa sebagai sumber pembayaran untuk sewa? Ya-dan, jika kita lakukan, diagram konteks akan menyertakan "Penyewa" kotak entitas dan aliran data yang menggambarkan pembayaran sewa.

Akhir sistem konsep kami adalah antarmuka. Sebuah sistem antarmuka adalah aliran yang menghubungkan sistem dengan lingkungan tersebut sistem. Dalam Gambar 3.2 "Pembayaran" dan "Deposit" adalah antarmuka. Sambungan antara komponen sistem (yaitu, antar subsistem) juga interface.

Gambar 3.2 Diagram Konteks

Data Flow Diagram Fisik

DFD Fisik adalah gambaran dari system yang menunjukkan system internal dan entitas eksternal dan alur data masuk dan keluar dari entitas tersebut. Entitas internal adalah seseorang, tempat (contoh:perusahaan) atau mesin (contoh: komputer) untuk mengolah data didalam sistem. Menentukan DFD fisik yaitu dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses sistem diselesaikan. Pada gambar 3.3, kita melihat bahwa ”Sales Clerk” menerima uang dari ”Customer” dan sales clerk menerima uang dengan mesin register ke kasir. Jadi kita dapat mengetahui dimana uang itu berproses dan menerima data yang diambil oleh mesin register tersebut. ”Sales Clerk” mengirim ”From 66W” ke ”Bookeeping” dan lebel berkas menunjukkan ke (”Blue sales book”).

Gambar 3.3 Data Flow Diagram Fisik

Data Flow Diagram Logis

DFD logis adalah sebuah gambaran dari sistem yang menunjukan proses sistem dan alur data masuk dan keluar dari proses tersebut. DFD logis digunakan untuk sistem dokumen informasi karena dapat menggambarkan sifat logis dari sistem. Tugas DFD logis dilakukan tanpa harus menentukkan bagaimana, dimana, dan oleh siapa tugas yang dicapai. Pada gambar 3.4 semua lingkaran didalam gambar 3.4 angka diikuti dengan titik desimal dan nol. Diagram ini sering disebut diagram level 0. DFD logis disebut dengan top down partisi. Top down partisi sering dikaitkan dengan pendekatan sistem yang merupakan cara berpikir tentang solusi untuk maslah dan rancangan sistem informasi.

Kita dapat menggunakan DFD dengan cara utama yaitu kita dapat mengambil untuk mendokumentasikan sistem yang ada, dan kita dapat membuat dari awal ketika mengembangkan sistem baru. Dalam bagian ini kita menggambarkan suatu proses untuk menurunkan satu set DFD dari narasi sistem yang ada.

Gambar 3.4 Data Flow Diagram Logis (Diagram Level 0)

Gambar 3.5 Set DFD seimbang


(atau situasi masalah) dengan cara top-down, mengungkapkan detil semakin lebih. Setelah mulai dekomposisi kami di atas dengan pemandangan seluruh sistem (dan tujuan sistem), dan mengenali keterkaitan (yaitu, interface) antara bagian sistem, kita dapat melanjutkan secara teratur untuk memecahkan masalah kita atau untuk merancang sistem baru. ketika kita mengembangkan sistem baru dengan menggunakan pendekatan sistem, kami berharap sistem baru secara bersamaan untuk mempertimbangkan seluruh serta keterkaitan, beberapa dinamis dari bagian.

Menggambar Data Flow Diagram

Kami menggunakan DFD dalam dua cara utama, kita dapat menarik mereka untuk mendokumentasikan sistem yang ada, atau kita dapat membuat mereka dari awal ketika mengembangkan sistem baru. Pembangunan DFD untuk sistem baru akan dijelaskan dalam bab pengembangan sistem. Dalam bagian ini, kami menggambarkan proses untuk menurunkan satu set DFD dari narasi dari sistem yang ada.

Narasi

Gambar 3.6 berisi narasi menggambarkan sistem penerimaan kas untuk lintasan Perusahaan. Kolom pertama berisi nomor baris untuk teks narasi. Kami jelaskan di sini metode teratur untuk menggambar DFD untuk lintasan sistem. Anda akan mendapatkan manfaat besar dari bagian ini jika Anda mengikuti instruksi dengan seksama, melakukan setiap langkah seperti yang diarahkan, dan tidak membaca atau melihat ke depan.

Saat Anda mengikuti bersama kami, Anda mungkin ingin menggambar diagram di atas kertas flowcharting atau kertas grafik. Juga, DFD Anda (dan diagram alur) akan memiliki penampilan yang lebih profesional jika Anda menggunakan template flowcharting. Sebuah tamplate flowcharting adalah sepotong plastik di mana simbol charting berbagai aplikasi (seperti lingkaran, kotak, dan persegi panjang) telah dipotong. Dengan menyediakan sarana untuk melacak simbol charting, template mempercepat gambar Anda dan mempromosikan teknik charting yang baik. Namun, bahkan jika Anda menggunakan kertas flowchart dan template, jangan tergoda untuk membuat produk pertama Anda sketsa akhir.

Tabel Entitas dan Kegiatan

Langkah pertama kami adalah untuk membuat tabel entitas dan kegiatan. Dalam jangka panjang, daftar ini akan mengarah pada persiapan lebih cepat dan lebih akurat dari DFD dan flowchart sistem karena menjelaskan informasi yang terdapat dalam narasi dan membantu kita untuk mendokumentasikan sistem dengan benar.

Untuk memulai meja Anda entitas dan kegiatan, melalui narasi baris demi baris dan menempatkan sebuah kotak di sekitar kejadian pertama dari setiap entitas internal dan eksternal. Setelah Anda telah menempatkan kotak di masing-masing perusahaan, daftar setiap entitas, dan kemudian membandingkan daftar ke dalam daftar di kolom pertama dari tabel 3.1. Perhatikan bahwa narasi mengacu pada beberapa entitas di lebih dari perjalanan. Sebagai contoh, kita memiliki "ruang surat" di baris 3 dan "petugas" pada baris 5.

Gambar 3.6 Narasi Dari Sistem Lintasan Penerimaan Kas.


Tabel 3.1 Lintasan entitas dan kegiatan untuk sistem penerimaan kas



Karena terminal tidak muncul untuk melakukan pengolahan apapun tetapi tampaknya menjadi bagian dari komputer pusat. Sebelum membaca pada, menyelesaikan segala perbedaan antara daftar entitas dan daftar di kolom pertama dari

Menggambar Diagram Konteks

Kami tidak siap untuk menggambar diagram konteks. Karena diagram konteks terdiri dari lingkaran saja, kita dapat mulai diagram konteks kita dengan menggambar satu lingkaran di tengah kertas kami. Selanjutnya, kita harus menarik kotak entitas. Untuk melakukan ini, kita harus memutuskan mana dari entitas dalam table3.1 bersifat eksternal dan akan menjadi sumber atau tenggelam, dan yang bersifat internal ke sistem.

Pedoman 1:
Termasuk dalam konteks sistem (bubble) setiap entitas yang melakukan kegiatan informasi satu atau lebih pengolahan.

Informasi kegiatan pengolahan adalah mereka yang kegiatan mengubah data. Informasi kegiatan pengolahan meliputi persiapan dokumen, entri data, verifikasi, klasifikasi, pengaturan atau pemilahan, perhitungan, dan rangkuman. Data pengiriman dan penerimaan tidak informasi kegiatan pengolahan karena mereka tidak mengubah data. Untuk mengetahui mana entitas melakukan kegiatan pengolahan informasi tidak ada, kita harus memeriksa tabel entitas dan kegiatan dan menghilangkan kegiatan yang tidak proses kegiatan informasi. Pergi melalui meja Anda entitas dan kegiatan dan mencoret semua kegiatan yang tidak melakukan kegiatan pengolahan informasi.

Pedoman 2:

Sertakan hanya rutinitas pemrosesan normal, tidak terkecuali rutinitas atau rutinitas kesalahan pada diagram konteks, DFD fisik, dan tingkat 0 DFD logis. Karena kegiatan 15 hanya terjadi ketika data pembayaran mengandung kesalahan, kita menghilangkan kegiatan ini untuk saat ini. Tabel entitas dan kegiatan, dengan kegiatan dieliminasi dicoret, sekarang harus menunjukkan bahwa ruang surat, piutang, kasir, dan komputer melakukan proses dan informasi bahwa pelanggan, bank, dan buku besar kantor.

Pedoman 3:
Termasuk pada semua dokumentasi sistem (dan hanya) kegiatan yang dijelaskan dalam narasi sistem .

Karena ada tiga entitas eksternal ke sistem-lintas uang tunai penerimaan custemer, bank, dan kantor buku besar - Anda harus mengambil tiga kotak di atas kertas Anda mengelilingi gelembung konteks satu. Selanjutnya, menggambar dan label arus data yang menghubungkan entitas eksternal dengan gelembung. Karena logis (versus fisik) label biasanya digunakan pada diagram konteks, Anda harus melakukan yang terbaik untuk mendapatkan label logis untuk arus. Langkah terakhir adalah untuk label gelembung konteks. Tulis label deskriptif yang mencakup pengolahan yang terjadi dalam sistem. Label kami dalam gambar 3.7 menunjukkan ruang lingkup dari sistem lintas - yaitu, reccipt kas dari sumber lain. Gambar 3.7 adalah diagram konteks jalan lintas selesai. bandingkan dengan diagram konteks Anda, dan menyelesaikan setiap perbedaan. Perhatikan bahwa kita termasuk persegi tunggal untuk banyak pelanggan. Panduan yang berikut berlaku.

Pedoman 4:
Ketika beberapa entitas beroperasi identik, menggambarkan hanya satu untuk mewakili semua.

Menggambar Diagram fisik saat Data Flow

Untuk menjaga DFD fisik saat ini seimbang dengan diagram konteks, DFD Mulai saat ini fisik Anda dengan menggambar tiga entitas exrenal dari diagram konteks dekat tepi kertas sepotong. Selanjutnya, menggambar dan label setiap aliran data yang masuk ke dua tenggelam dan keluar dari sumber tunggal. Biarkan tengah halaman, di mana kita akan sketsa sisa diagram, sebagai kosong mungkin. Karena ini DFD fisik, aliran data harus memiliki label yang menggambarkan sarana yang aliran dicapai. Misalnya, pembayaran dari pelanggan sekarang harus diberi label "Cek dan saran pengeluaran uang". Karena setiap entitas internal yang tercantum dalam Tabel 3.1, tabel entitas dan kegiatan, menjadi gelembung dalam DFD fisik kita, kita tahu bahwa saat ini DFD fisik kita akan berisi empat gelembung: masing-masing untuk bagian surat-surat, kasir, piutang, dan komputer. Kami akan mulai menambahkan keempat gelembung dengan terlebih dahulu menggambar gelembung pada diagram kita yang menghubungkan sumber dan tenggelam. Selama proses ini, Anda harus mempertimbangkan semua kegiatan "kirim" dan "Menerima" dan kegiatan timbal balik tersirat. Misalnya, aktivitas 1 menunjukkan bahwa ruang surat "menerima" cek dan saran pengiriman uang.

Gambar 3.7 Lintasan Diagram Konteks


Seperti yang kita katakan sebelumnya, implikasinya adalah bahwa pelanggan "mengirimkan" barang-barang. Menggambar dan label gelembung ruang surat, gelembung piutang, dan gelembung kasir. Gunakan aliran data untuk menghubungkan masing-masing tiga gelembung untuk yang berhubungan dengan entitas eksternal.

Untuk melengkapi DFD fisik, kita harus melewati beberapa tabel entitas dan aktivitas utama sekali lagi dan menarik semua entitas yang tersisa dan arus. Ikuti bersama dengan kami saat kami menyelesaikan diagram. Kegiatan 5 menunjukkan hubungan antara ruang surat dan piutang. Kegiatan 6 menunjukkan hubungan antara ruang surat dan kasir. Kegiatan 8 memberitahu kita bahwa penagih piutang memasukkan data ke dalam komputer. Gambarlah gelembung komputer, label "4.0", dan menghubungkannya ke piutang. Untuk melakukan aktivitas 9, piutang harus menerima laporan dari komputer. Menggambar dan label satu atau dua aliran (kami memilih dua aliran). Untuk melakukan aktivitas 11, kasir harus menerima slip setoran dari komputer. Kegiatan 13 menyiratkan bahwa piutang master file harus dibaca sehingga catatan faktur terbuka dapat diambil. Menarik piutang master file dan aliran dari file ke komputer gelembung. Perhatikan bahwa label pada file menunjukkan bahwa media penyimpanan fisik disk. Kami menggambar aliran hanya dari file karena permintaan data tidak aliran data. Oleh karena itu, kita tidak menunjukkan permintaan untuk catatan faktur terbuka. Pergerakan catatan keluar dari file dalam menanggapi permintaan ini adalah aliran data dan ditampilkan. Juga, perhatikan bahwa kita tidak menunjukkan aliran dari file induk piutang rekening langsung ke gelembung piutang. Karena piutang master file adalah file komputer, hanya komputer dapat membaca atau menulis file tersebut.

Karena catatan faktur terbuka harus dibaca ke dalam komputer, diperbarui dan kemudian membaca kembali ke akun master file piutang., Aktivitas 14 membutuhkan aliran data dari dan ke akun master file piutang. (Kami menarik aliran data dari file untuk aktivitas 13). Kegiatan 17 mengharuskan kita menggambar sebuah file untuk rekaman log dan bahwa kita menarik data dari komputer ke file, di mana aktivitas 16 mengharuskan kita menggambar aliran dari file log. Akhirnya, untuk menggambarkan aliran data yang dibutuhkan untuk mencetak laporan menunjukkan dalam kegiatan 18 dan 19, kita perlu untuk menarik arus dari kedua file ke komputer. Anda mungkin berterima kasih bahwa semua aliran masuk dan keluar dari file-file tersebut tidak diperlukan. Kami menawarkan saran dari sebuah panduan.

Pedoman 5:
Untuk lebih jelasnya, menggambar aliran data untuk setiap aliran masuk dan keluar dari file.

Gambar 3.8 adalah DFD jalan lintas diselesaikan fisik saat ini. Bandingkan dengan diagram dan, sebelum membaca pada, menyelesaikan segala perbedaan. Anda harus menyadari bahwa ada file antara ruang surat dan kasir. File ini, tidak disebutkan dalam narasi ditambahkan untuk menunjukkan bahwa kasir harus berpegang pada kumpulan cek sampai slip setoran dicetak pada terminal komputer. Kami menawarkan panduan yang berikut.

Pedoman 6:
Jika file secara logis diperlukan (yaitu, karena adanya keterlambatan antara proses), termasuk file dalam diagram, apakah atau tidak disebutkan dalam cerita.

Haruskah kita menarik file untuk menunjukkan bahwa kumpulan saran pengiriman uang dan total sejumlah dipertahankan dalam piutang sampai laporan komputer yang diterima? Kita bisa. Anda harus menggunakan pedoman 6 hati-hati, bagaimanapun, sehingga Anda tidak menarik ini DFD yang clutterd dengan file dan karena itu sulit untuk dibaca. Anda perlu menggunakan penilaian Anda.

Gambar 3.8 Lintasan DFD Fisik


sudah memiliki daftar kegiatan yang akan dimasukkan dalam DFD tingkat 0. Apakah Anda tahu apa daftar itu? Kegiatan untuk dimasukkan dalam DFD level 0 adalah kegiatan yang tersisa di meja entitas dan kegiatan.

Pedoman 7:
kegiatan kelompok jika mereka terjadi di tempat yang sama dan pada waktu yang sama.
br>
Misalnya, kegiatan 2 dan 3 yang dilakukan di ruang surat oleh petugas sebagai setiap pembayaran diterima.
Pedoman 8:
Kegiatan kelompok jika mereka terjadi pada saat yang sama tapi di tempat yang berbeda. Misalnya, aktivitas 11 dilakukan oleh kasir "segera" setelah komputer mencetak slip setoran dalam kegiatan 16.
Pedoman 9:
Kegiatan kelompok yang tampaknya logis terkait, dalam rangka eliminasi tunggal aktivitas gelembung sedapat mungkin.
Pedoman 10:
Untuk membuat DFD dibaca, gunakan antara lima dan tujuh gelembung.

Kami telah menemukan bahwa kita dapat mengikuti panduan ini lebih mudah jika kita "semacam" tingkat 0 kegiatan. Meskipun ada sejumlah cara untuk mengurutkan kegiatan, pemilahan kronologis menyebabkan lebih cepat untuk solusi. Cobalah memilah kegiatan dalam urutan kronologis, kemudian meninjau tabel 3.2 untuk melihat seberapa dekat daftar diurutkan datang ke kita. Menyelesaikan perbedaan sebelum pindah. Sekarang, cobalah golongkan kegiatan dalam tabel 3.2 sebagai Anda percaya bahwa mereka harus dikelompokkan. . Sebagai contoh, jika kita menerapkan pedoman 7 (yaitu, waktu yang sama dan tempat yang sama), kita bisa menggabungkan kegiatan 2 dan 3; kegiatan 13, 14, dan 17;


Tabel 3.2 Lintasan Logika kegiatan (diurutkan secara kronologis) untuk sistem penerimaan kas

Dan kegiatan 18 dan 19. Meskipun ini akan memberikan solusi yang memuaskan, akan ada delapan gelembung, dan akan ada gelembung beberapa yang hanya berisi satu kegiatan. Karena kita memilih untuk tidak memiliki satu kegiatan gelembung sampai kita sampai ke tingkat terendah DFD, kita lanjutkan dengan pengelompokan lanjut. Jika kita menerapkan pedoman 8 (yaitu, waktu yang sama tetapi tempat yang berbeda) untuk pengelompokan sebelumnya, kita bisa menggabungkan kegiatan 8 dan 13, 14 dan 17, 16 dan 11, dan 9, 18 dan 19 Solusi ini juga baik-baik saja, dan sedikit lebih baik dari solusi pertama kami karena kami sekarang memiliki lima gelembung dan kami hanya memiliki satu single-kegiatan gelembung. Jika kita menerapkan pedoman 9 (yaitu, kegiatan logis terkait), kita dapat menggabungkan kegiatan 2, 3, dan 4. Meskipun hal ini membuat kita dengan hanya empat gelembung solusi ini unggul dua yang pertama karena kita tidak memiliki satu aktivitas gelembung.


Singkatnya, kelompok kami


Kelompok 1: kegiatan 2, 3, 4

Kelompok 2: kegiatan 8, 13, 14, 17

Kelompok 3: kegiatan 16, 11

Kelompok 4: kegiatan 18, 19, 9

Setelah Anda memilih kelompok Anda, setiap kelompok nama yang menggambarkan kegiatan logis dalam kelompok dan menggambar DFD logis saat ini. Sebagai contoh, kita berlabel gelembung 1.0 "Tangkap penerimaan kas karena gelembung yang terdiri semua kegiatan setelah pembayaran dikirim oleh pelanggan sampai pembayaran mengetik ke dalam komputer. Kami label bubble "koleksi Rekam pelanggan" 2.0 karena kegiatan dalam catatan 2,0 gelembung pembayaran pada file piutang master. Untuk menggambar DFD logis, Anda harus mulai dengan cara yang sama yang Anda mulai menggambar DFD fisik saat ini. Gambarkan entitas eksternal dekat tepi kertas. Menggambar dan label mengalir ke dan dari entitas eksternal, sementara meninggalkan pusat halaman kosong untuk menerima sisa iagram tersebut. Karena ini adalah DFD logis, data yang mengalir ke dan dari entitas harus memiliki deskripsi logis (misalnya, deskripsi digunakan pada Selesaikan setiap perbedaan diagram Anda akan terlihat seperti itu dalam gambar 3.9 jika Anda menggunakan pengelompokan kami jelaskan.. Banyak pengelompokan lain yang mungkin dalam pedoman. Setiap kelompok yang berbeda harus mengarah pada DFD logis yang berbeda.

Ringkasan Menggambar Diagram aliran data

Pada bagian ini, kami merangkum apa yang telah kita pelajari tentang menggambar DFD, dan kami menyajikan petunjuk untuk membantu Anda menggambar diagram sana. Akhirnya, kami memberikan beberapa pedoman baru untuk menangani beberapa kasus khusus yang tidak muncul ketika kita menarik Lintasan DFD.

Gambar 3.9 Lintasan DFD Logis


Pertama dan terutama, jangan biarkan kekakuan dokumentasi mendapatkan di jalan menggunakan diagram untuk memahami sistem. Kami telah menyajikan banyak pedoman, petunjuk, dan instruksi untuk membantu Anda menggambar DFD. Gunakan pertimbangan Anda dalam appliying informasi ini. Akan ada saat-saat ketika fungsi operasional melakukan kegiatan pengolahan informasi. Sebagai contoh, ketika departemen penerima mempersiapkan dokumen yang menunjukkan berapa banyak widget telah diterima, departemen penerima, yang terutama unit operasi, sedang melakukan aktivitas pemrosesan informasi. Gudang dan departemen pengiriman unit operasi lainnya yang sering melakukan kegiatan pengolahan informasi. Pedoman berikut ini berlaku;

Pedoman 11:

Sebuah aliran data harus pergi ke alun-alun entitas operasi pada saat fungsi operasi hanya harus dilakukan oleh entitas tersebut. Sebuah aliran data harus memasukkan gelembung jika entitas operasi adalah untuk performe kegiatan pemrosesan informasi.


Sebagai contoh, ketika sebuah entitas operasi menerima barang, DFD fisik bisa menunjukkan baik "menerima" kotak atau "menerima" gelembung, sedangkan DFD logis mungkin menunjukkan baik kotak departemen menerima atau "selesai menerima laporan" gelembung.

Pada DFD fisik, membaca file komputer dan menulis ke file komputer harus melalui gelembung komputer. Tak mungkin ada aliran data yang mundur pada DFD logis. Jika Anda memiliki aliran data akan kembali ke titik pengolahan sebelumnya (yaitu gelembung bernomor lebih rendah), Anda memiliki representasi fisik dari aliran atau proses. Apakah tidak ada kesempatan ketika proses tidak dapat berjalan sesuai rencana? Ya, ada-dan dalam kasus seperti tindakan yang diperlukan akan ditangani oleh proses yang disebut pengecualian rutinitas atau transaksi yang salah. Pengolahan yang dilakukan di lain-dari normal situasi harus didokumentasikan di bawah 0 tingkat DFD dengan menolak bertopik yang menunjukkan bahwa proses yang luar biasa harus dilakukan. Sebuah rintisan menolak adalah aliran data ditugaskan label "Tolak" yang meninggalkan gelembung tapi tidak pergi ke gelembung lain atau mengajukan tersebut menolak bertopik, yang hanya ditunjukkan di tingkat bawah diagram, dapat ditambahkan tanpa membawa set diagram tidak seimbang.

Sistem Flowchart

Sebuah flowchart sistem representasi grafis dari sistem informasi, proses, arus logika, input, output, dan file, sebagai sistem operasi entitas, terkait aliran fisik, dan kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Mengandung baik manual dan kegiatan komputer, flowchart sistem menyajikan render logis dan fisik dari siapa, apa, bagaimana, dan di mana dari informasi dan proses operasional. Dengan menggabungkan aspek fisik dan logis dari sistem, flowchart sistem memberi kita gambaran yang lengkap dari suatu sistem. DFD fisik dan logis menggambarkan setiap aspek dari sistem. Selain itu, flowchart sistem meliputi konteks operasional dan manajemen untuk sistem. aspek ini diabaikan dalam DFD. Auditor menggunakan diagram alur sistem untuk memahami sistem dan untuk menganalisis kontrol sistem.


Sumber : Terjemahan dari buku Accounting Information Systems, Pengarang : Gelinas, Oram and Wiggins